ODYSSEY OF LIFE ....

ODYSSEY OF LIFE ....

jipang panolan dan aryo penangsang

Menjawab keingintahuan atas semantik ingatan ku, tentang tontonan favorit masa kecil, yang tiada lepas dari memori ingatan. Masa kecil di kota kecil, membuat ku akrab dengan pementasan Ketoprak Siswobudoyo yang beberapa bulan sekali mampir di kotaku. Ku pun akrab dengan beberapa tema panggung ketoprak yang selalu menggunakan sejarah mataram hindu hingga mataram Islam sebagai background cerita. Puluhan tahun sudah ku tak pernah lagi menonton pementasan ketoprak, namun masih tertanam  kuat pada chunk memory ku dua cerita yang mungkin menjadi cerita favoritku pada pementasan ketoprak yaitu kisah tentang Aryo Penangsang dan Kisah Suminten edan.

Kesempatan tugas luar di Cepu di daerah yang terpencil, mengharuskan ku untuk melihat google map untuk melihat di mana ku bertugas. Tiba-tiba ku baca tulisan Jipang-Panolan yang kemudian me-recalled impuls ingatan ku tentang cerita pementasan Ketoprak Siswobudoyo yang paling aku sukai. Ya Aryo Penangsang, sosok itu sangat membekas di ingatan ku, yang mungkin adalah manifestasi ingatan masa kecilku atas disclosure penangkapan ku atas cerita ketoprak tentang sejarah  kemelut kerajaan demak. Sosok itu begitu melekat di benakku, tentang kudanya, pertempuran di sisi bengawan solo, dan sosoknya yang gagah (karena mungkin dulu di mainkan oleh Suyadi, leading actor yang selalu memerankan tokoh-tokoh penting di Siswobudoyo).

Scene cerita pementasan yang masih terlalu kuat di ingatanku, adalah klimaks pementasan yaitu pertempuran antara dua orang dengan tombak terhunus dan Aryo Penangsang dengan usus bersimbah darah yang keluar dari perutnya, kemudian  pertempuran berakhir tragis ketika Aryo Penangsang tercerabut ususnya ketika mengambil kerisnya. Terlepas penokohan antagonis nya berhadapan dengan Hadiwijaya, ku mengagumi sosok nya. Mungkin penilaian masa kanak-kanakku terpengaruh debat mama-papa tentang cerita polemik politik kerajaan masa silam ini. Betapa mama tidak simpatik dengan cara Hadiwijaya  menggunakan kuda betina untuk menghalangi laju kehebatan kuda Aryo Penangsang yang dianggap tidak gentle, sedangkan papa menganggap Aryo Penangsang terlalu pemberang dan emosional karena belum mampu menyudahi penggenapan puasa 40 harinya.

Puluhan tahun berlalu, tiba-tiba lampu bohlam ku berkelip cepat, dan ku segera menyambar kamera dan menuju ke kecamatan Jipang-Panolan. Bayangan scene-scene pementasan Siswobudoyo juga ter-retrival pelan-pelan menemani perjalanan siang itu. Tidak jauh sebenarnya perjalanan dari pusat kecamatan Cepu, 20 menit kemudian jalan berujung menjadi dua belokan kiri tertulis Jipang - kanan tertulis Panolan. Ku berhenti sebentar, sambil bertanya masih adalah sisa-sisa kerajaan tersebut, warga yang kebetulan di warung menjawab ramah dengan mengatakan tidak ada. 



Belokan ke arah Jipang, sepanjang jalan menyisi pinggiran bengawan solo yang tenang siang ini. Hingga ku tiba di pemakaman kampung sederhana, ya seperti layaknya pemakaman desa dengan pohon pohon besar meneduhi dan pagar batu bata mengelilinginya serta  tertulis jelas Makam  Gedong Ageng Jipang.  Pak ojek yang menyertai ku menunjukkan makam yang di kelilingi kain putih yang sudah lusuh yang langsung dapat terlihat jelas dari depan adalah makam Aryo Penangsang. 







Tak berlama ku disana, ku memilih untuk menelusuri jalanan aspal desa itu dengan berjalan kaki, memasuki gang kecil yang mengarah pinggir Bengawan Solo, melewati beberapa lahan tanah dengan pohon jati dan beberapa tananaman ketela pohon. Ku bertemu dengan seorang kakek yang sibuk mencangkul tanah persis di pinggir Bengawan Solo, Mbah Min namanya. Menyapa,  bertegur sapa beliau tersenyum ramah. Jadilah kami duduk bertiga persis di pinggir bengawan aku, Mbah Min dan tukang ojek.  Beliau bertanya pertanyaan standar asal usul dan keperluan ku datang ke sana, begitu mengetahui ku hanya ingin melihat asal-usul tokoh ketoprak favoritku, mulai lah beliau bercerita. Bagi warga Jipang, sosok Aryo Penangsang adalah sosok pemimpin yang hebat, sosok yang pemberani, tegas, kasar, tanpa basa-basi, temperamental, namun jujur terhadap nuraninya dan sosok yang tanpa takut berjuang untuk apa yang diyakininya. Warga Jipang sangat mengagumi  sosok Aryo Penangsang hingga saat ini . Hanya saja polemik perebutan kekuasaan dan tahta adalah penyakit manusia yang tak berakhir dari dulu hingga sekarang, begitu Mbah Min menambahkannya. 





Pandangan ku beralih menelusuri sepanjang aliran sungai, Mbah Min kemudian menambahkan didaerah aliran sungai yang berada di sekitar makan, warga tidak ada yang berani menambang pasir, menurut beliau ada kepercayaan kualat atau mendapat sial jika menambang pasir di sana. Sore segera menjelang, ku sudahi pertemuan kami sambil berucap pamit tiba-tiba Mbah Min berucap untuk jangan takut berjuang terhadap apa yang di yakini, dan itu membuat ku terharu.  Sore itu perjalanan iseng dan hanya di dasarkan keingin tahuan pada sosok favorit dan lakon favorit di ketoprak Siswobudoyo itu berakhir dengan menyenangkan, Maturnuwun Mbah Min...maturnuwun.




                                                           @Jipang Cepu - Nia 2011




baca selengkapnya >> jipang panolan dan aryo penangsang

review artikel

        THE COLORFUL LIFE OF CAPITAL’S CHAMPION
   Seligman
    (The Wall Street Journal – 2007)

Pertanyaan awal yang diajukan pada  artikel ini adalah why  is capitalism so wonderful?. Sistem kapitalis menciptakan kebiasaan indah berkaitan dengan selalu mengevaluasi fraud,  stock-option backdating, namun juga berbagai ketidakadilan  yang tidak disadari dan kerja-kerja kotor. Alasan lain mungkin adalah mungkin sistem memang benar-benar indah berkaitan dengan bagaimana sistem menciptakan kenaikan standar hidup. Schumpeter mengemukakan  dan menunjukkan bahwa sumber-sumber utama pertumbuhan pendapatan adalah “creative destruction” oleh para pengusaha. Mereka menciptakan produk-produk baru, teknik-teknik persaingan yang baru dan inovasi teknologi. Kekayaan perusahaan bersifat sementara, persaingan ketat membuat posisi perusahaan tidak pernah aman, manajer yang gagal dalam inovasi – seringkali adalah para manajer yang berpikir formula-formula yang diciptakan akan berhasil.  Schumpeter mengemukakan “standing on ground that is crumbling beneath their feet”. Bahkan Schumpeter mengatakan seorang innovator sesungguhnya adalah karakter yang penuh ketakutan, dimana para innovator selalu berhadapan dengan resiko-resiko keuangan, namun juga seorang dengan kemauan hebat untuk mengalahkan tantangan dan seorang dengan kemauan tinggi untuk membangun “empire”nya. Dengan menitikberatkan bawa berpetualangan dan mengalahkan tantangan adalah keinginan semua orang. Kemudian Schumpeter berulangkali menegaskan bahwa hal tersebut adalah bentuk dari pemikiran ekonomi konvensional. 
Schumpeter percaya bahwa ketidakseimbangan berkaitan dengan kelompok berpendapatan tertinggi adalah alasan bagaimana pengusaha terus berjuang untuk payoff-nya. Pada Phrophet of Innovation , Thomas K McCraw mengemukakan bahwa kehidupan pribadi Schumpeter lebih menarik dibanding pemikiran publiknya. Pada artikel ini Seligman bercerita mengenai rentetan kehidupan Schumpeter dari buku Phrophet of Innovation, berawal dari seorang sekretaris keuangan selanjutnya  memiliki kedudukan sebagai chairman dan prseiden direktur dapa korporasi bank swasta, hingga pada suatu ketika Schumpeter benar-benar jatuh seiring kolapsnya pasar saham di Vienna 1924, yang kemudian memaksa Schumpeter terjerat dalam hutang, namun dia berhasil memperoleh jaminan pinjaman  dan harus membayar hutang tersebut dan selanjutnya Schumpeter berhasil mengajar di Harvard. Kemudian kisah hidupnya yang lebih menyedihkan  ditandai lagi  melalui pertemuan Schumpeter dengan seorang wanita muda, menikah dan meninggal ketika melahirkan di tahun 1926, dan peristiwa tragis hidupnya dilanjutkan dengan wafatnya sang ibu. Sebaliknya, dalam kehidupan karirnya sebagai seorang professor di Harvad, kelasnya sangat popular , walaupun schumpeter tidak begitu diakui di kalangan teman sejawatnya. Hal ini disebabkan karena anggapan bahwa pemikirannya yang kurang sesuai dengan pemikiran Keynesian yang sedang naik daun pada masa itu dan pada 1948 dia terpilih menjadi presiden asosiasi ekonomi Amerika. Schumpeter. Buku  pertama Schumpeter yang sangat termasyur “Capitalism, Socialism and Democracy yang menggambarkan tentang pentingnya elite entrepreneur untuk perubahan dan pertumbuhan, untuk siklus bisnis, dan untuk keberlangsungan kapitalisme. Walaupun dia mempertanyakan keberlangsungan Kapitalis, namun Schumpeter menekankan bahwa kesuksesan adalah realitas ekonomi, dan merupakan ancaman sosial. Kapitalisme terletak pada bagaimana cara orang berpikir. Melalui pengurangan keputusan-keputusan yang berkait dengan biaya dan manfaat-manfaat yang diharapkan akan membangun kerangka kritis dari suatu pemikiran. Schumpeter menekankan bahwa dalam kehidupan akan selalu ada ketidakstabilan, dan perusakan otoritas sosial oleh berbagai institusi-institusi, dan pada akhirnya akan berbalik melawan.  
Seligman menutup artikelnya dengan memberikan contoh fenomena pada saat era protes perang Vietnam, dimana para elit kampus yang bisa disebut kelas menegah keatas memandang Amerika senagai “sick society” (masyarakat yang sakit). Berdasar pendapat Schumpeter, Seligman ingin mengatakan bahwa bagaimanapun tata kapitalis maupun tata demokrasi saat ini akan terus melahirkan sejumlah besar protes dan perlawanan dari pihak-pihak yang sebenarnya tidak mengetahui apa yang baik untuk mereka .

Review :
Buku  Thomas McCraw The Phrophet of Innovation tidak hanya menguraikan potret indah mengenai seorang Schumpeter namun juga membahas mengenai dua budaya politik ekonomi yang bertentangan selepas era 1870-an. The Phrophet of innovation juga mengemukakan mengenai  turbulansi kehidupan Schumpeter yang kemudian terkait dengan metapora seseorang Schumpeter dari seorang yang tumbuh di latarbelakng sosial menjadi seorang pendukung kapitalis. Pada cerita di The Phrophet of Innovation menceritakan mengenai dua tema utama yang menjiwai pemikiran-pemikiran Schumpeter yaitu: pertama, peran dari sejumlah kecil kaum superior sebagai sumber kreativitas; dan kedua, efek negatif dari kelompok mayoritas yang antipati terhadap klaim-klaim kaum kreatif minoritas. Schumpeter menjadikan tema kepemimpinan kreatif (creative leadership) sebagai isu sentral dalam konsepsinya tentang kapitalisme. Kreativitas sebagai inti Konsepsi Entrepreneurship Schumpeter. Dia telah memikirkan kreativitas, evolusi, dan individu-individu superior sebagai isu sentral dalam penjelasan sosio-saintifik beserta implikasi-implikasinya dan dalam penjelasan ilmu ekonomi.  
      
Dalam,  The Nature and Major Principles of Political Economy (1908) yang secara eksplisit menjelaskan elemen-elemen statis dan stabil dalam kapitalisme, dia menekankan bahwa kapitalisme pada faktanya dinamis dan selalu “berusaha” (dalam bahasa ilmiah disebut “kehendak kuasa”, “wille zur mucht” atau “kehendak untuk mendominasi”, “Heerenwillen”) dalam menjelaskan dinamismenya. The Theory of Economic Development, salah satu pendapat Schumpeter yang penting, yang selanjutnya merupakan landasan bagi teori pembangunannya, adalah keyakinannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Tetapi walaupun demikian, dalam jangka panjang Schumpeter memberikan ramalan yang sangat pesimistik mengenai proses pembangunan, yaitu sistem kapitalisme akhirnya akan mengalami keadaan tidak berkembang atau stagnation. Jadi pendapat Schumpeter tidak berbeda dengan pandangan  kebanyakan ahli ekonomi Klasik, yang juga meramalkan bahwa dalam jangka panjang proses pembangunan ekonomi akan mengalami keadaan yang demikian. Kemudian diceritakan pula Schumpeter tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik yang menganggap bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bersifat gradual dan yang berjalan secara harmonis. Menurut pendapatnya pertambahan dalam pendapatan Negara dari masa ke masa perkembangannya sangat tidak stabil dan keadaannya ditentukan oleh besarnya kemungkinan untuk menjalankan pembentukan modal yang menguntungkan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Ketidakstabilan ini berarti bahwa dalam proses pembangunan ekonomi, kemakmuran dan depresi akan timbul secara silih berganti. Pada suatu masa tertentu perekonomian akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi dan pada masa lainnya pengangguran yang serius mungkin terjadi. Dan hal tersebut di tekankan oleh Schumpeter mengenai peran entrepreneur, Teori tentang kaum elite yang disebut entrepreneur tersebut didasarkan pada kontradiksi yang samar antara the mass and the elite. Baginya, kebanyakan agen ekonomi tersebut ditandai oleh kelemahan akan kompetensi dan keinginan. Kebanyakan orang cenderung melakukan bisnis harian biasanya dan cukup melakukan itu saja. Kebanyakan waktu orang tersebut berada pada tanah yang licin dan usaha untuk berdiri tegak menguras energi mereka dan menghilangkan keinginan mereka untuk eksplorasi lebih jauh, istilah Schumpeter yaitu  standing on ground that is crumbling beneath their feet.     
Unsur strategis dalam aktivitas Entrepreneur adalah inovasi, yaitu aplikasi dari ide-ide baru dalam tehnik dan organisasi yang Akan membawa perubahan-perubahan dalam fungsi produksi. Inovasi Akan mengerem siklus melingkar dari ekonomi stationer dan menghasilkan perkembangan ekonomi dengan posisi ekuilibrium baru pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi.   Yang ingin ditekankan dari pembahasan artikel mengenai Schumpeter adalah bahwa walau seorang Schumpeter sangat mendukung sistem kapitalis, namun memiliki prediksi yang pesimistik mengenai kapitalisme, melalui poin inovasi Schumpeter menyebutkan  sistem kapitalisme sebagai creative destruction. 
Keburukan dan kebusukan kapitalisme semakin terungkap di zaman komputerisasi. Sehingga revolusi komputer semakin membuka peluang bagi kehancuran ekonomi global dibawah panji kapitalisme. Nilai tukar mata uang mengembang, telah menyebabkan fluktuasi nilai tukar yang pada akhirnya menghasilkan uang yang tak nyata yang sedemikian besarnya. Sehingga dapat mengecam setiap negara yang dilanda spekulasi uang yang tak nyata itu.Uang itu tidak dihasilkan melalui aktivitas ekonomi seperti investasi, produksi, konsumsi, atau jasa perdagangan tapi didapatkan dari jual beli uang itu sendiri. Uang sewa yang tak nyata mempunyai mobilitas tinggi karena uang tersebut tidak menjalankan fungsi ekonomi nyata. Milyaran dolar dapat berpindah dari satu negara kenegara lain dengan tekanan tombol pada sebuah komputer oleh pialang uang. Selain itu, karena uang tidak berfungsi lagi dalam ekonomi riel dan tidak membiayai suatu investasi, uang tak nyata ini bergerak berdasarkan logika ekonomi dan rasionalitas, bahkan sangat rawan, mudah terganggu oleh desas – desus, friksi elite politik, atau kerusuhan yang tak terduga.  Orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa perubahan. Investigasi empiris Schumpeter terhadap sesuatu di balik dinamika perubahan ekonomi membawanya ke tema “kreativitas dan inovasi “. Dan aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut adalah aktor superior yang jarang dan sedikit yang disebut “entrepeneur”. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang inovatif yang akan mendobrak keseimbangan dan kejenuhan kehidupan untuk membawanya ke tingkat “akumulasi” yang tinggi. Entrepreneur mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru, (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Dobrakan dan dinamisasi yang ditimbulkan entrepreneur ternyata mendatangkan kompetitor dan Resentment (kemarahan) banyak orang yang berada dalam status quo. Ekonomi pun berangsur mengalami “deklinasi” atau kembali ke pola, ritme dan rutinitas nya yang biasa. Menurut Schumpeter hal ini sudah inheren dan tak perlu dikhawatirkan karena demikianlah entrepreneur bekerja memutarkan business cycle.Dibandingkan dengan konsepsi Kapitalisme Kreatif Bill Gates, yang berarti “sebuah pendekatan di mana pemerintah, sektor bisnis, dan kegiatan-kegiatan nirlaba, saling bekerjasama untuk memperluas jangkauan pasar, sehingga akan semakin banyak manusia yang memperoleh insentif (keuntungan),” maka konsepsi Schumpeter ini memiliki banyak kesamaan. Menggelembungkan pasar finansial adalah tindakan yang naif (untuk tidak mengatakan bodoh). Sudah saatnya pembangunan diarahkan ke infrastruktur sektor riil dan peningkatan kesejahteraan pubik dan masyarakat secara lebih luas dan massif.

achsani 2011
baca selengkapnya >> review artikel

everything illuminated.

 









     the arrival of inspiration or insight, come suddenly as a light and jumping over minds - nia 2011
baca selengkapnya >> everything illuminated.

Indonesian food still great food...#4

                                            
                                       asem-asem daun dondong @hayam wuruk Bojonegoro
baca selengkapnya >> Indonesian food still great food...#4

senja

    tiap senja di labuhku
    menepilah.
   *float
baca selengkapnya >> senja

Kerangka Segitiga di Tengah Hutan Wonocolo

                            
                             Kilang Minyak Tradisional - Wonocolo Kasiman Kab. Bojonegoro


 Siang terik panas tak menghentikan keinginan untuk menuju tempat yang di rekomendasikan tukang ojek selagi tugas luar kota di Cepu, walau perjalanan 40 km menuju ke utara menembus jalan menuju kecamatan Kasiman akan di tempuh dengan sepeda motor.  Satu hal yang menggelitik, Cepu adalah kecamatan dalam  wilayah Blora, namun jika di lihat dari  Jembatan panjang sebagai penanda perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, arah menuju Kasiman adalah setelah jembatan panjang tersebut. Dan kecamatan Kasiman masuk pada wilayah kabupaten Bojonegoro.  Saya menunggu seakan tiada sabar untuk segera mencapai suatu tempat yang sudah saya inginkan ketika tugas kantor baru berjalan sehari. 

Langit biru sempurna dihiasi arak-arakan awan putih menemani perjalanan, Speed of sound - Coldplay sengaja ku masukkan playlist dan terputar berulang sepanjang jalan. Dataran agak tinggi mulai terlihat, memasuki hutan jati yang kurus dan rumah-rumah penduduk tampak seadanya tanpa bangunan beton dan lantai keramik. 

Kondisi jalan makadam, membuat saya seakan  harus melompat-lompat. Beberapa pos Polisi Hutan saya lewati, sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Melewati SMA 1 Kasiman, membuat saya sadar telah mencapai Kasiman, dan bertanya-tanya apakah perjalanan masih jauh.. kondisi jalan yang  makadam membuat saya tidak begitu nyaman. Untuk sekedar mengurangi ketidaknyamana, sesekali saya jepretkan kamera dan menyapa para penduduk yang kebetulan berpapasan membawa ranting-ranting kayu.

Tertulis besar kecamatan Kwedean, saya merasa tidak pernah mendengan nama kecamatan itu selama  tinggal di Bojonegoro 20 thn yang lalu, kemudian barulah saya tahu nama kecamatan tersebut adalah kecamatan baru melalui pemekaran kecamatan. Memasuki area hutan kecamatan tersebut, jalan semakin tak membaik, jika jaraknya sudah dekat mungkin lebih baik memilih berjalan kaki. 20  menit kemudianjalan terus menanjak, dan area yang saya masuki berbeda dari area hutan yang telah terlewati.







Jalan menanjak membuat saya bisa melihat landscape view dengan luas, yang saya lihat adalah kerangka-kerangka besi segitiga berdiri tegap menantang langit, tersebar pada beberapa titik. Ya saya telah sampai di Kilang Minyak Tradisional yang seakan tersembunyi di tengah hamparan hijau bukit ini, dan terkenal dengan sebutan Wonocolo tersebut.  Menurut informasi yang saya peroleh kilang-kilang ini dioperasikan penduduk setempat, walau pada awalnya dikelola oleh personal individu. Kilang-kilang itu tersebar di beberapa titik, ada yang masih beroperasi dan apa yang telah ditinggal penambangnya. Cuaca siang yang terik adalah sahabat para penambang, karena jika hujan turun aktivitas memasak akan berhenti. Memasak disini adalah proses pemisahan materi air bercampur minyak segar yang keluar dari bor-bor tradisional yang di tarik oleh mesin-mesin mobil. Saya berlarian penasaran melihat materi air bercampur minyak langsung setelah pipa bor diangkat dan memuncratkan material tersebut. 





I felt great that evening, menuju dataran yang agak tinggi di bawah kerangka besi segitiga yang tidak terpakai lagi sambil berteriak ....I feel Rawwwkkkkkkk. Kapan lagi bisa ke tempat dimana kilang minyak tradisional masih di operasikan dan menjadi mata pencaharian penduduk setempat. Rasa letih dan tidaknyaman selama perjalanan terbayar tuntas.



Captured @ Wonocolo Kasiman - Nia 2011






baca selengkapnya >> Kerangka Segitiga di Tengah Hutan Wonocolo

irisan himpunan

Pagi - secangkir teh - lydia, duduk berhadap-hadapan mengeksplorasi cerita dan kabar. Rangkaian pembicaran bersambung-sambung - mulai dari anger, siklus & chaos - hingga cinta sederhana. Ada beberapa topik yang kemudian seperti menyalakan bohlam di kepalaku (klik), pembicaraan tentang himpunan bagian dan irisan himpunan.

Definisi formal  gabungan himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota A saja, anggota B saja, dan anggota persekutuan A dan B. Irisan himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A dan sekaligus merupakan anggota himpunan B.

Karena ini cuma catatan informal, jelaslah ku tidak akan membahasnya dalam wacana matematis, karena arah pembicaraan pun hanya bermain-main analogi. Analogi tentang penyatuan dua manusia, as a patner, a pairs, bestfriend bahkan soulmate. Menurut kami jika di analogikan dua manusia yang  bersatu ibarat dua himpunan yang saling memiliki bagian di himpunan lainnya atau seperti  himpunan bagian atau cuma irisan himpunan. Ada beberapa kesamaan mulai dari sikap, hobi, kesukaan, latarbelakang, cita-cita dan masih banyak lainnya. Namun yang menarik bagi kami adalah jenis himpunan bagian.

Himpunan A disebut himpunan bagian dari B apabila semua anggota A merupakan anggota B. Ibaratnya adalah dua orang dengan sifat dimana salah satu mayoritas memiliki banyak kesamaan, bahkan sama persis.  Lidya bilang "how do you think about that, ni?"... I said too much, not interesting. Apa menariknya jika terlalu banyak kesamaan.  "You know for B,  having patner with A hmm  seems like  somehow  you see  part of your self on someone" right ha ha ha... at least it might B will say "I has patner who has everything that already I had". Should I? hmm Neahhh. (ha ha ha ha).
Irisan himpunan mungkin jauh lebih lebih menarik lagi, A dan B berpatner, berpasangan dengan tidak terlalu banyak kesamaan, hanya beberapa elemen kesamaan saja. Lidya bilang "hah just like my father and mother"..." They so different, may they come from different planets'. Jika analogi irisan... kesamaan mereka adalah hobi jadi suporter. ha ha ha. Jika dilihat keseluhan antara dua himpunan hanya memiliki sedikit elemen pada irisan himpunan tersebut.

                                                                             A  B   

"So what do you think ni?'... this's more interesting  jawabku. Masih banyak elemen yang tidak saling sama, so banyak elemen-elemen lain untuk dieksplore.  Kalo menganalogikan jika berpatner atau berpasangan seperti modei irisan ... seperti menemukan sesuatu yang berbeda dan baru. Jadi keinget status BB teman..."new route so get lost".  "hmmm for A, B is suchfull journey to find different side that A dont have, right lyd?".

Hmm, I prefer intersection.  I dont have to seek for someone that exactly the same or have many similiarities. I prefer Hunter and  Dede Mcall, Capten Haddock and Tintin..... They re great.

baca selengkapnya >> irisan himpunan

Memang harus demikian

Memang harus demikian. Magnitude perubahan harus terjadi. Tiba-tiba teringat teori yang pernah ku baca (teori chaos, even i m not keen on that). Hanya saja kali ini aku hanya ingin pahami dalam konteks sederhana hidupku. Yang ku  pahami chaos adalah sistem yang memiliki ketergantungan yang sangat peka terhadap kondisi awal. Hanya sedikit perubahan pada kondisi awal, dapat mengubah secara drastis seluruh kelakuan sistem tersebut. Dia berawal dari ketidaksimetrisan, ketidakberaturan, kekacauan suatu hal yang kemudian melahirkan suatu pola yang teratur dan pola yang berulang. 

Sebuah kekacauan kecil, yang mampu membangun efek besar dan melahirkan pola baru dari keteraturan yang sudah ada sebelumnya. Pada cerita sederhana hidupku paling akhir , ku anggap dan ku terima (terlepas benar-tidaknya, I m just a dhoif creature) sebagai chaos. Seorang teman pernah berkata pada ku, sebenarnya kehidupan manusia memiliki siklus lingkaran yang berputar dan berulang. 

Awalnya ku anggap sebuah kejadian besar (yang tidak mengenakkan) dalam hidup sebagai bencana atau musibah. Namun 4 hari tugas luar dari kantor ku gunakan  sisanya untuk duduk berlama-lama di pinggir hutan Kasiman Bojonegoro, untuk berpikir dan merenung. Hamparan pohon jati yang luas, rerumputan, ranting pohon yang begitu banyak, bentuk daun jati yeng beragam, jajaran gugusan awan dalam beragam bentuk membuat ku berpikir pada siklus cerita kehidupan manusia, berbagai cerita dan kejadian yang berbeda-beda pasti pernah terjadi dalam kehidupan seseorang. Seperti nya acak, namun sebenarnya kadang ada beberapa cerita atau kejadian tersebut berpola. Atau meminjam istilah teman saya "ada siklus nya", karena dia mempelajari (terobsesi tepatnya) pada numerologi, melihat siklus hidup manusia dengan perhitungan angka-angka (saya tidak paham betul). Intinya siklus kehidupan manusia ada polanya, walau kadang kita rasakan hidup ini naik turun seperti rail-coaster atau naik sumber kencono yang kecepatan nya tak menentu (he he, i love SK)

Kembali ke chaos tadi, sebuah perubahan kecil terjadi bisa membuat perubahan besar pada seluruh sistem setelahnya, begitu pula pada cerita ku, harus ada chaos untuk merubah sesuatu yang sudah teratur. Sebuah Aha momemt (hentakan kecil) harus ada atau sengaja di ciptakan sebagai chaos, untuk merubah segala sesuatu (mungkin dalam besaran yang masif). Karena dengan chaos sesuatu perubahan akan terjadi. Sederhananya saya  memahami semampu saya (i m just stupid person), bahwa dalam proses hidup  keseluruhan kadang menuntut keadaan-keadaan yang  jauh lebih sulit dan kompleks, dan ketika di hubungkan dengan siklus ku, maka harus ada chaos untuk menuju pola baru, keteraturan baru untuk bisa menghadapi proses hidup yang semakin kompleks tersebut. Karena mungkin jika tidak ada chaos tadi, berarti pola baru belum terbentuk untukku.

Yes. I know. Dan, maaf mungkin ini yang harus terjadi.
Ku hanya ingin ber-khusnudzon, chaos kali ini akan membawa pada kehidupan yang lebih baik.

    Yes hey you I know and You will  know someday.  Nia 2011
baca selengkapnya >> Memang harus demikian

Etika dalam Liberalisasi Ekonomi

Etika dalam Liberalisasi Ekonomi

achsania 2011

Dalam hubungan ekonomi internasional, saat ini kecenderungan dunia mengarah pada liberalisasi ekonomi, ekonomi pasar, atau pasar persaingan bebas. Dalam  pandangan murni penganut faham ini, diasumsikan mekanisme pasar akan dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi, sehingga perekonomian akan menuju pada keseimbangan (equilibrium). Dengan situasi yang demikian, tidak perlu dibuat berbagai aturan di pasar, termasuk etika ekonomi/bisnis, karena akan terdapat kekuatan-kekuatan yang tak nampak yang mendorong terjadinya proses keseimbangan di pasar (market) .  Kemudian pertanyaan mendasar yang muncul adalah bagaimanakah peran etikadalam pasar bebas? Berkaitan dengan prinsip ekonomi yang sesuai dengan Islam muncul pertanyaan bagaimana  harus mensikapi praktik globalisasi.

George W.Bush mengatakan : “..The concept of ‘free trade’ arose as a moral principle even before it became a pillar of economics. If you can make something that  other value, ypu should be able to sell it to them. If other make something that you value, you should be able to buy it. This is a real freedom, the freedom for a person – or a nation – to make a living…”

Menurut ekonomi kapitalis (klasik) , pasar memainkan peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Ekonomi kapitalis menghendaki pasar bebas untuk menyelesaikan  permasalahan ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi sampai distribusi. Semboyan kapitalis adalah lassez faire et laissez le monde va de lui meme   (Biarkan ia berbuat dan biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri sendiri). Pengertian dari semboyan tersebut adalah biarkan sajalah perekonomian berjalan dengan wajar tanpa intervensi pemerintah, nanti akan ada suatu tangan tak terlihat (invisible hands) yang akan membawa perekonomian tersebut ke arah equilibrium. Jika banyak campur tangan pemerintah , maka pasar akan mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidakefisienan (inefisiency) dan ketidakseimbangan.
Menurut konsep tersebut, pasar yang paling baik adalah persaingan bebas (free competition), sedangkan harga dibentuk oleh oleh kaedah supply and demand. Prinsip pasar bebas  akan menghasilkan equilibrium dalam masyarakat, di mana nantinya akan menghasilkan  upah (wage) yang adil, harga barang (price)  yang stabil dan kondisi tingkat pengangguran yang rendah (full employment). Untuk itu peranan negara dalam ekonomi sama sekali  harus diminimalisir, sebab kalau negara  turun campur bermain dalam ekonomi hanya akan menyingkirkan sektor swasta sehingga akhirnya mengganggu equilibrium pasar. Maka dalam paradigma kapitalisme, mekanisme pasar diyakini akan menghasilkan suatu keputusan yang adil dan arif dari berbagai kepentingan yang bertemu di pasar.  Para pendukung paradigma pasar bebas telah melakukan berbagai upaya akademis untuk meyakinkan bahwa pasar adalah sebuah sistem yang mandiri (self regulating), mekanisme yang dapat mengatur dirinya sendiri, tanpa pengaturan melalui peraturan atau bentuk intevensi-intervensi lainnya.
Free competition , Free market dianggap sebagai mekanisme pasar yang ”sempurna”  tidak terlepas dari asumsi-asumsi dasar atau mitos-mitos kapitalisme Smithian, yaitu bahwa : 1) Kebutuhan manusia tidak terbatas; 2) Sumber-sumber ekonomi yang relatif terbatas; 3) pengejaran akan pemenuhan maksimal kebutuhan individu (utility maximization of self-interest) yang relatif tak terbatas.  Kemudian konsekuensi tiga landasan asumsi ini berkelanjutan dengan suatu anggapan bahwa akhlak  dasar manusia  adalah bertarung dan saling berebut, yang melahirkan gagasan tentang berlakunya perfect individual liberty . Landasan asumsi tersebut  menurut Thurow   merupakan asumsi dasar yang kelewat simplistik, bahwa manusia  rasional adalah manusia yang berdasar inisiatif individunya mengejar utilitas ekonomi optimal, yang mencari maximum gain dan minimum sacrifice, dimana ia bersaing dalam mekanisme pasar, yang menjadi aktor bebas di pasar bebas dan berpedoman pada individual freedom of action atau kebebasan bertindak.

Kritik terhadap teori Adam Smith sebenarnya telah disampaikan oleh Hatta    perihal self-intrested sebagai berikut: ...teori Adam Smith berdasar kepada perumpamaan homo economicus, yakni mahluk ekonomi, yang mengetahui kedudukan pasar, yang pandai berhitung secara ekonomi dan rasional, dapat menimbang sendiri apa yang beruntung bagi dia dan apa yang merugikan dan kemudian ia sama kuat dan sama paham dengan lawannya. Akan tetapi mahluk  ekonomi seperti lukisan ini hanya ada  dalam dunia pikiran, sebagai dasar bekerja bagi penyelidik  ilmu, dan tidak ada dalam masyarakat yang lahir, yang menyatakan satu golongan kecil yang aktif dan bermodal cukup, yang memutuskan segala soal ekonomi; dan satu golongan besar, orang banyak yang pasif dan lambat, yang tiada mempunyai tenaga ekonomi; yang penghidupannya terserah kepada keputusan golongan yang pertama... sebab itu dalam praktik laisser stelsel- persaingan merdeka dll- tidak bersua maksimum kemakmuran yang diutamakan oleh Adam Smith, ia memperbesar mana yang kuat, menghancurkan mana yang lemah...”.

Perkembangan ilmu ekonomi yang makin meninggalkan etika dimulai oleh David Ricardo (1817) yang mengenalkan ilmu ekonomi “a priori” yang abstrak, dan mengajarkan ilmu ekonomi yang seakan-akan tidak ada hubungannya dengan manusia (depersonalized). Manusia diubah menjadi “model” abstrak homo-economicus, yang sangat mudah dianalisis dengan menggunakan model-model matematika. Model “homo-economicus” yang menonjolkan self-interest atau “keserakahan manusia atas alam benda”, bertentangan dengan ajaran berbagai agama, karena dalam agama selalu diajarkan “rezeki yang berlimpah” (abundance) yang diberikan Allah kepada manusia. Mereka bersikukuh bahwa sistem pasar bebas adalah objektif-ilmiah dan “bebas dari ideologi”, tanpa menyadari bahwa kepercayaan yang terlalu besar dan “membabi buta” terhadap kemampuan pasar untuk memecahkan segala konflik juga merupakan ideologi tersendiri. Inilah yang kelak disebut fundamentalisme pasar yang mengira pasar selalu akan mampu memecahkan dan mengubah disharmoni menjadi harmoni. Bahkan kepercayaan bahwa pasar adalah bebas nilai (value free) jelas merupakan ideologi sendiri.

Namun asumsi-asumsi yang melandasi free competition, liberalisasi ekonomi  tidak sesuai dengan realitas sesungguhnya. Sebuah persaingan yang benar-benar atau sehat akan terjadi jika pihak-pihak didalamnya memiliki kekuatan yang seimbang yaitu kepemilikan modal dan kapital, keahlian, kemampuan teknologi, kepemilikan informasi yang sama terhadap pasar (tidak asimetris informasi).  Ketika seluruh dunia boarderless, yang mengakibatkan setiap entitas bisnis diseluruh dunia berhadapan bersaing satu sama lain, walaupun tidak sesuai dengan asumsi persaingan diatas, karena tidak semua pihak yang bersaing memiliki kekuatan seimbang dengan pihak lainnya. Etzioni  bahkan mengatakan persaingan pasar sempurna tidaklah empirik, karena bagaimanapun  dalam konteks persaingan untuk mendapatkan pemenang  kekuasaan (power) adalah bawaan manusia, maka monopoli adalah ’the rule”. Dan mekanisme pasar bebas adalah persaingan untuk mendapatkan pemenang.  Robert Frank dan Philip J.Cook  menyebutkan mekanisme pasar bebas hanya akan melahirkan pemenang, dimana pasar ini telah membuat disparitas yang jelas antara si kaya dan si miskin. Pasar ini menciptakan orang-orang yang paling berkeahlian/berbakat hingga orang-orang yang secara sosial tidak produktif, bahkan juga orang-orang yang sifatnya destruktif.  Pada ekonomi yang yang sifatnya berinvestasi   untuk masa depan, orang-orang tersebut telah didorong menjadi tipe yang tidak berguna untuk kegiatan investasi dan konsumsi.

Bahkan mekanisme Open Market dianggap telah mereduksi manusia sebagai sumber daya insani menjadi sumber daya manusia atau faktor produksi ekonomi belaka.  Mekanisme pasar bebas adalah mekanisme persaingan atau “ekonomi peperangan” (free fight), dimana para pelaku didalamya adalah homo economicus yaitu mahluk yang bertujuan mendapatkan manfaat ekonomi sebanyak-banyak dan maksimalisasi profit, dengan cara yang seefisien mungkin (baca dalam cara apapun asal menurunkan biaya produksi, motif profit oriented- mendorong ekonomi untuk memperoleh keluaran efisien) tanpa mengindahkan pihak-pihak  yang lemah, pihak-pihak yang tersubordinasi. Mekanisme persaingan adalah mekanisme yang akan saling menyerang untuk menjatuhkan satu sama lain untuk menentukan pemenang yang kemudian akan menjadi pihak dominan The-Winner-Take-All Society.

Amartya Sen  mengemukakan kenyataan  bahwa ilmu ekonomi telah  berkembang, yang dibentuk oleh motivasi manusia namun dalam pandangan yang sempit. Ilmu ekonomi  seharusnya menekankan pada “real people” , dan hal tersebut tidak berdampak sepenuhnya melalui “self-examination” yang menjawab pertanyaan Socrates : bagaimana selayaknya manusia hidup (How should one live?). Aristoteles menghubungkan subjek ekonomi dengan kebutuhan akhir manusia , yaitu kemakmuran (wealth).  Namun penekanan kemakmuran disini lebih dari hanya sekedar money-making yang dipandang sebagai tindakan kompulsif semata. 
Dalam pandangan Sen  terdapat dua  Isu sentral sebagai landasan ilmu ekonomi yaitu:
1.   The ethics-related view of motivations. Berkaitan dengan masalah motivasi manusia sehubungan untuk menjawab pertanyaan etika : “ Bagaimana selayaknya seseorang hidup”? (How should one live?). Penekanannya pada bahwa pertimbangan-pertimbangan etika tidak secara keseluruhan tidak berkait dengan perilaku aktual manusia. Pendekatan–engineering- , dikarakteristikan berkait secara utama pada  isu logistik dibanding dengan  tujuan akhir dan menjawab pertanyaan terkait dengan “the good for man” atau : How should one live”. Turunan pendekatan ini lebih banyak pada penekanan masalah-masalah teknik berkait dengan ilmu ekonomi, khususnya berkait dengan fungsi pasar.
2.    The ethics-related view of social achievement. Aristoteles mengemukakan  pada tujuan akhir dari pencapaian pada tujuan terbaik untuk manusia “the good for man”, yang kemudian lebih ditekankan pada pencapaian tujuan terbaik bagi Negara atau masyarakat. Dan hal ini akan mendasari ilmu ekonomi modern.

Namun sekali yang terjadi adalah Pengindahkan pendekatan etika , dikarenakan perhatian lebih ditujukan hal-hal yang terkait dengan ilmu ekonomi logistik , pencarian efisiensi, walaupun dalam fomat pandangan yang dibangun atas konstruk motivasi dan perilaku manusia yang bersifat non-etika. Sen  menambahkan terjadi pemarginalan asumsi terkait dengan self-interested behavior dalam ilmu ekonomi telah menghalangi analisa-anliasa hubungan antara ilmu ekonomi dan etika. Teori ekonomi mainstream, bagaimanani  telah mengidentifikasikan rasionalitas perilaku manusia dengan konsistensi internal atas pilihan dan lebih jauh lagi dengan maksimalisasi kepentingan pribadi.  Namun Sen mencatat pula bahwa tidak ada bukti yang mengatakan bahwa  maksimalisasi kepentingan pribadi akan menghasilkan pencapaian terbaik pada konsidi ekonomi optimal.

 Peran Etika
Sebenarnya  peran etika dalam aktivitas ekonomi telah dibahas jauh hari, tesis Max Weber yang dipublikasikan dalam buku “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism” menjelaskan bahwa  “Etika Protestan” dan hubungannya dengan “semangat kapitalisme” ( berkaitan dengan aktivitas ekonomi manusia). Berdasarkan penelitian Weber di  kalangan Protestan sekte Calvinis, kerja keras adalah suatu keharusan bagi setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan. Kerja keras adalah panggilan rohani untuk mencapai kesempurnaan hidup, sehingga mereka dapat hidup lebih baik secara ekonomi. 
 Kemudian Wilson   pada studinya dalam bukunya “Economics, Ethics and Religion: Jewish, Christian and Muslim Economics Thought “menjabarkan mengenai sebenarnya aktivitas ekonomi yang dilakukan manusia  tidak dapat dipisahkan dari konsepsi etika, dan etika telah diposisikan dalam semua ajaran agama yang ada. Pada tiga agama besar ini terdapat kesamaan yaitu bahwa terdapat hubungan yang erat antara aktivitas manusia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan konsepsi imbalan dan balasan. Kemudian juga bahwa dalam ketiga agama besar ini mendenisikan kembali rasionalitas aktivitas –aktivitas manusia asalah satunya aktivitas ekonomi adalah bertujuan berketuhanan. Bahwa keberadaan manusia sebagai mahluk ekonomi tidak dibatasai oleh kegiatan manusia dalam pemenuhan kesejahteraan mereka sendiri, namun terdapat kesadaran bahwa kepemilikan sesuatu di dunia bersifat hanya sementara saja, kemudian terdapat penekanan bahwa terdapat hak sosial dari setiap kepemilikan dari manusia , yaitu bahwa ada ada hak orang miskin pada harta orang kaya .

Konteks etika dalam Bisnis
Dawam Rahardjo  mengatakan  etika bisnis beroperasi pada tiga tingkat, yaitu; individual, organisasi, dan sistem. Pada tingkat individual, etika bisnis mempengaruhi  pengambilan keputusan seseorang, atas tanggungjawab pribadinya dan kesadaran sendir. Pada tingkat organisasi, seseorang sudah terikat kepada kebijakan perusahaan  dan persepsi perusahaan tentang tanggungjawab sosialnya. Pada tingkat sistem, seseorang menjalankan kewajiban atau tindakan berdasarkan sistem etika tertentu. Realitasnya, para pelaku bisnis sering tidak mengindahkan etika. Nilai moral yang selaras dengan etika bisnis, misalnya toleransi, kesetiaan, kepercayaan, persamaan, emosi atau religiusitas hanya dipegang oleh pelaku bisnis yang kurang berhasil dalam berbisnis. Sementara para pelaku bisnis yang sukses memegang prinsip-prinsip bisnis yang tidak bermoral, misalnya maksimalisasi laba, agresivitas, individualitas, semangat persaingan, dan manajemen konflik . Dikemukakan juga bahwa dalam bisnis itu pada dasarnya berasaskan ketamakan, keserakahan, dan semata-mata berpedoman kepada pencarian laba. 

Etika dalam Islam:

Telah dijabarkan sebelumnya bahwa dalam semua agama besar  etika  tidak dapat dipisahkan dengan dalam  tindakan-tindakan /aktivitas-aktivitas manusia dalam seluruh sendi kehidupan.

Umar Chapra mendefinisikan ” ekonomi islam sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dangan maqasid, tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan moral masyarakat”  Dalam penerapan ekonomi islam terdapat tiga pilar utama yang meliuti:
1) Keadilan; Apabila keadilan ini tidak dijadikan tujuan pembangunan sistem ekonomi maka sangat mustahil masyarakat ideal dapat ditegakkan; 2) Keseimbangan ; Ekonomi keseimbangan sendiri merupakan pandangan islam terhadap hak individu dan masyarakat yang diletakkan dalam neraca yang adil . dalam praktiknya ekonomi islam ini menerapkan keseimbangan antara modal dan usaha, antara produksi dan konsumsi antara produsen perantara dengan konsumen dan antara golongan-golongan dalam masyarakat; 3) Ukhuwwah  yang meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks persaudaraan universal untuk mencapai kesuksesan bersama.   
Dan prinsip-prinsip tersebut menurunkan landasan  etika (akhlaq) entitas ekonomi dalam beraktivitas ekonomi dalam Islam. Oleh karena itu, sebuah sistem ekonomi yang berlandaskan nilai Islam perlu di ejawantahkan dalam aktivitas ekonomi yang telah di contohkan oleh Rasulullah Saw dalam aktivitas bisnisnya yaitu terdiri dari :

1.     Kejujuran.
Sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu pengetahuan, dan hal-hal yang bersifat rahasia yang wajib diperlihara atau disampaikan kepada yang berhak menerima, harus disampaikan apa adanya tidak dikurangi atau ditambah-tambahi

يأيها الذين امنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين #
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur”
(Q.S. al-Taubah: 119)

2.     Keadilan
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan.   Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. Al-Qur’an memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan takaran dan timbangan.
واوفوا الكيل اذا كلتم وزنوا بالقسطاس المستقيم ذالك خير وأحسن تأويلا
 (الإسراء:35)
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
(Q.S. al-Isra’: 35)

3. Barang atau produk yang dijual haruslah barang yang halal, baik dari segi dzatnya maupun cara mendapatkannya. Berbisnis dalam Islam boleh dengan siapapun dengan tidak melihat agama dan keyakinan dari mitra bisnisnya, karena ini persoalan mu’amalah dunyawiyah, yang penting barangnya halal. Halal dan haram adalah persoalan prinsipil. Tidak Ada Unsur Penipuan atau al-tadlis / al-ghabn sangat dibenci oleh Islam, karena hanya akan merugikan orang lain, dan sesungguhnya juga merugikan dirinya sendiri.

 Berdasarkan paparan diatas, kesadaran bahwa menjunjung tinggi etika dalam aktivitas ekonomi mulai harus ditanamkan dan dijadikan acuan secara mikro oleh setiap personal, namun secara makro, adalah pemerintah sebagai  Oleh karena itu berdasarkan prinsip ekonomi Islam diatas pemerintah memiliki peran besar dalam membangun kebijakan-kebijakan yang berkeadilan yaitu membebaskan individual untuk bebas berusaha , dan ditekankan seluas-luasnya untuk kesejahteraan rakyat misalnya kebijakan fiskal tanpa meninggalkan fungsi distributifnya, kebijakan publik yang lebih berfokus pada pemenuhan basic human needs, dimana pengadaan market good  dan privat good (kesehatan, pendidikan, peningkatan SDM, pengembangan Iptek dll) harus lebih banyak diserahkan kepada swasta melalui mekanisme pasar, hanya saja untuk mencegah distorsi pemerintah harus meletakkan Undang-undang dan peraturan, dan melibatkan lembaga hisbah untuk menjaga kepentingan masyarakat dan mencegah tindakan yang tidak adil oleh pemerintah sebagai pengembang amanah “hak” dari Allah. Peran pemerintah tidak tereduksi oleh mekanisme pasar, yang membatasi intervensi pemerintah terhadap pasar. 
Pemerintah bertanggung jawab menciptakan iklim dimana korporasi-korporasi besar melaksanakan tanggung jawab social (Corporate Social Responsibilty), atau setidak-tidaknya harus membayar external diseconomies yang ditimbulkan. Kemudian kebijakan untuk mendorong pembentukan-pembentukan unit-unit usaha yang bersifat kerjasama dan kekeluargaan (sesuai dengan prinsip ukhuwah), yaitu dengan membrikan iklim dan insentif terhadap perwujudan kelembagaan ekonomi di tingkat mikro.
Dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi  dimana akan ada proses transformasi dari unit-unit skala bisnis kepada unit skala besar atau menengah yang lebih mampu merespon pasar, timbulnya usaha kecil mikro/rumah tangga yang modern, dimana kecenderungan ini akan mendukung kebutuhan fiskal, dan peranan pemerintah akan semakin besar karena semakin meningkatnya pengaturan . Dalam konteks ekonomi Islam , peran pemerintah pada umumnya cenderung ditempatkan pada peranan aktif, baik dalam penerapan undang-undang, mengendalikan ekonomi kearah perkembangan ekonomi yang lebih stabil, mencegah pengangguran, dan kemerosotan daya beli masyarakat dan melibatkan usaha redistribusi  pendapatan dan kekayaan (pajak, zakat, dll)  sehingga tidak timbul kepincangan dan ketidakadilan.
   
referensi:
Al Qur'an 

Sri Edi-Swasono, Ekspose Ekonomika: Mewaspadai Globalisme dan Pasar Bebas, (Pusat Studi Ekonomi Pancasila-UGM, 2008). 
Adam Smith (1723-1790) dengan bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, New Rochelle,, N.Y : Arlington House, 1966.
 

Lester.C.Thurow, The Dangerous Currents: The State of Economics (New York : Random  House, 1983) p.218

Muhammad  Hatta,  Krisis Ekonomi dan  Kapitalisme (Batavia-C.: Soetan lembaq Toah & Fa, 1935  hal 78 )
Amitai Etzioni, The Moral Dimension: Toward A New Economics (New York: The Free Press, 1988)

Amartya Sen, On Ethics & Economics (Basil Blackwell, 1987) hal 1-3 
Robert Frank dan Philip J. Cook: The Winner-Take-All Society. New York: Martin Kessler Books at The Free Press 1995.

Mubyarto dkk.1991. Etos Kerja dan Kohesi Sosial. Yogyakarta: Aditya Media.

Rodney Wilson, Economics, Ethics and Religion: Jewish, Christian and Muslim Economics Thought (New York, New York University Press, 1997).   

Dawam Raharjo, “Etika Bisnis Menghadapi Globalisasi dalam PJP II  (Prisma, No. 2. Jakara: LP3ES) hal 13.

M.Umer Chapra, The Future of Economic: An Islam Perspective (The Islamic Foundation, 2000). hal 121
baca selengkapnya >> Etika dalam Liberalisasi Ekonomi

cloud





What a precious moment
When I have chance to see
The pavilion of heaven is bare....



captured @jipang-panolan cepu 2011
                          
                                          
baca selengkapnya >> cloud

Indonesian food still great food...#3

                                                             Sate kambing Blora



 Tongseng pedes Blora


                                            sego lawuh macem-macem depan pasar bringharjo


                                                                   penyet lele kertosono
baca selengkapnya >> Indonesian food still great food...#3

ancient mosque : masjid tiban








Masjid Tiban, menjadi bangunan masjid tertua di Kabupaten Wonogiri. Letaknya sekitar 40 kilometer arah selatan ibukota Kabupaten Wonogiri. Masjid yang didirikan para wali ini, keberadaannya diyakini lebih tua dibandingkan dengan Masjid Agung Demak. Sebab, lebih  dulu ada sebelum masjid legendaris karya para wali di Demak dibangun.Konon, Masjid Tiban Wonokerso, dijadikan maket sebelum menentukan bentuk, wujud, dan prototipe bangunan Majid Agung Demak. Dalam buku Sekitar Wali Sanga, karya Solichin Salam (penerbit Menara Kudus), ada beberapa versi tentang tanggal dan tahun pendirian Masjid Demak. Ada yang menyakini dibangun Kamis Kliwon malam Jumat Legi tanggal 1 Dulqoidah tahun Jawa 1428. Versi lain menyebutkan, dibangun tahun Saka 1388 sesuai dengan candrasengkala ‘Naga Salira Wani’, serta sesuai gambar petir di pintu tengahnya. Pendapat lain menyebutkan, itu didirikan pada tahun Saka 1410, berdasarkan gambar bulus di dalam masjid.

Jauh waktu sebelum pendirian Masjid Demak, Masjid Tiban Wonokerso telah lebih dulu ada. Menurut legenda, masjid itu ditemukan pertama kali oleh Ki Ageng Tugu (Tuhu) Wono, tatkala membuka rimba diwilayah Sembuyan (Wonogiri selatan), untuk dijadikan tanah perdikan.Waktu itu, Kiai Ageng Tuhu Wono, dibantu Kia Ageng Serang dan Kiai Gozali, beserta para pengikutnya. Betapa takjub, ketika membuka rimba Sembuyan, ditemukan masjid model rumah panggung terbuat dari kayu jati. Penemuan yang tiba-tiba ini, menjadikan masjid itu kemudian dinamakan Masjid Tiban (tiba-tiba ada).

Pembangun Masjid
Siapa yang membangun? Menurut legenda, itu dibangun oleh para wali, tatkala mengembara dalam rangka melaksanakan tugas Raja Demak Bintoro, untuk mencari kayu jati pilihan sebagai bahan baku saka guru (tiang induk) Masjid Agung Demak. Konon, para wali singgah di rimba Sembuyan dan sempat membuat masjid itu.Namun ketika di rimba Sembuyan tak ditemukan kayu jati pilihan, para wali meneruskan perjalanannya menuju ke wilayah Keduwang dan menemukan hutan jati Donoloyo, yang pohonnya dinilai layak dipakai untuk membangun masjid Demak. Sejak ditinggalkan, lambat laun masjid tiban ditelan rimba Sembuyan, dan baru ditemukan lagi oleh Ki Ageng Tuhu Wono.

(sumber /dachrie.wordpress.com)

"maknai perjalanan mu bukan hanya di nikmati, pemaknaan itu milik orang yang mau berpikir" (adorable prof. siz). 

Perjalanan yang lumayan jauh dari tengah jogja menuju wonogiri, melewati  dari kejauhan waduk gajah mungkur yang indah. Letaknya di dataran tinggi di tengah perkampungan kecil yang dikelilingi hutan jati kering. Tiba di sana, ketika matahari ada tepat di tengah langit, panas dan kering..... Kesan bangunan kayu coklat tua dan usang menyapa, biasa awalnya. Bangunan masjid kuno itu tersambung dengan bangunan masjid baru yang di gunakan untuk keseharian untuk jamaah kampung tersebut. Namun begitu pintu kayu kuno sebagai pintu memasuki masjid terbuka, hawa panas dan kering mencekat tiba-tiba tiada, hanya dingin dan tenang menjadi definisi penggantinya.

Berceritalah pak penunggu masjid mengenai sejarah masjid ini, ratusan tahun masjid ini masih berdiri kokoh dalam bentuk aslinya, bahkan mimbar nya. Tergidik dalam perasaan tak menentu membayangkan ratusan tahun yang lalu Sunan Kalijaga sendiri berada di sini memimpin pencarian kayu.  

Banyak hal yang memenggetarkan, namun pengalaman magis - spiritual tersebut  biarlah menjadi hal  dialektika personal ku sendiri. Picking point-nya bahwa dalam perjalanan materi ini, karena perjalanan tersebut memindahkan materi fisik ku dari jogja ke tempat ini, akan selalu di sertai perjalanan immateri yang taken for granted. Terus ku berpikir, kesempatan menuju tempat ini ku peroleh as a gift dari prof siz, prof sri-edy yang kemudian membawaku pada eskalasi ruang-ruang fikir di benakku.., ketika common knowledge mengatakan masjid tertua adalah masjid demak, sebagai pusat penyebaran Islam di babad Jawa ini, namun pusat kosmos besar sejarah masjid demak tersebut memiliki awal, memiliki red line menuju suatu titik yang lebih awal. 

Tahap pemaknaan ku terus berlanjut dan berkecamuk hebat..start for mind traveling.....
nia 2010




baca selengkapnya >> ancient mosque : masjid tiban

rumah pohon



 




@prigen
baca selengkapnya >> rumah pohon

Lodged

 Robert Frost

The rain to the wind said,
“You push and I’ll pelt”.
The smote the garden bed
That the flowers actually knelt,
And lay lodged – thought not dead,
I know how the flowers felt

Hujan bilang kepada angin, kamu yang dorong, dan aku akan turun mengguyur. Mereka lantas menerpa kebun. Maka bunga-bunga di kebun merunduk dan berat sarat menampung air – tetapi tidak mati”. 

Sebuah tulisan sederhana "so daily", namun buat ku yang terterpa hujan di setiap pulang kantor tersenyum membacanya. Narasi simple bertutur tentang hujan, yach bukankan setiap hujan turun sang angin pun selalu di sampingnya. Mendorong ke arah mana hujan akan melebar. Seolah bersinergi bersama tiada terpisah. Dan bukankan hujan adalah hadiah bagi setiap tumbuhan dan bunga-bunga. 

Jadi keinget kata-kata I'm only happy when it rain,.... mungkin itu yang dirasakan oleh bunga-bunga indah di muka bumi ini. Cause I feel it too.

Nia 2011.
baca selengkapnya >> Lodged

The failure of neo-liberalism

Richer and poorer
The failure of neo-liberalism
By Phillip Blond
Published: Saturday, February 2, 2008
The New York Times   

         Phillip Blond  memulai artikelnya berkenaan dengan keadaan ekonomi di abad 21 yang semakin terkonsentrat dimana kepemilikan dominan kekayaan hanya ada pada  segelintir orang dan para spekulan (seperti awal abad 19)  Dua kutub ekonomi sistem kanan dan kiri seakan-akan mampu menciptakan suatu masayarakat yang makmur dan terjamin dalam perekonomiannya. Sayap kanan mengklaim free market yang dikatakan akan mensejahterakan seluruh lapisan  masyarakat, ternyata jelas keliru, ketika kesejahteraan yang dicapai bangsa-bangsa eropa di abad 19  dalam melakukan inovasi dan penciptaan kekayaan, menyebabkan  bangsa-bangsa yang miskin dan un-skilled jatuh pada kemiskinan dan tingkat pengangguran yang sangat tinggi. Begitu pula pada era baru yang disebut globalisasi dimana dua ideology diatasa menciptakan fenomena yang sama yaitu: terciptanya  jarak dalam masyarakat, terciptanya masyarakat  underclass/kelas bawah  masyarakat miskin, masyarakat middle class dengan jaminan kehidupan yang lebih baik, hingga masyarakat new rich (kelas kaya baru) yang bebas dan bahkan memegang rules dunia.                                           
        Neo-liberalisme muncul di Inggris dibawah pemerintahan perdana menteri Margareth Thatcher, di Amerika ketika dipimpin Ronald Reagan hingga negara-negara Anglo-Saxon yang mampu mendorong dan membangun konsep pasar bebas yang berlaku hingga sekarang. Bahkan China telah beralih dari ideologi komunisnya dan menuju pada liberalisasi perdagangan. Perancis juga menegaskan supremasi atas pasar liberal dengan memilih pemimpinnya yabng mengagungkan sistem perdagangan dan ekonomi model Anglo-Saxon tersebut. Dalam  ranah pembangunan ekonomi, fundamental pasar bebas telah menjelma menjadi musibah besar, di Rusia  solusi pasar bebas yang diterapkan di Rusia selama masa pemerintahan Yeltsin hanya menciptakan pemiskinan massal, dan menciptakan kelas masyarakat kaya. Begitu pula pada negara-negara Amerika latin dan Afrika, dimana yang awalnya jauh lebih baik kondisinya dibanding negara-negara berkembang lainnya, turun drastis hingga 60% setelah menggunakan bantuan sponsor IMF, dan bahkan sekarang semakin memburuk. Cerita yang hampir sama di 13 negara OECD (Organization for economic cooperation and development) kenaikan gaji bahkan lebih rendah dibanding tingkat inflasi di era 70-an. Bahkan dijelakan Blond bahwa masa keemasan pekerja, yang ditunjukkan pada prosentase atas GDP ada pada era 1943-1973 dan bukan di dalam era liberalisasi ekonomi saat ini. Kisah nyata atas kesuksesan neo-liberalisme tidak hanya pada penambahan asset suatu negara semata, namun lebih jauh adalah semakin besarnya dan meraksasanya ketidak merataan distribusi kekayaan. Amerika antara range waktu 1979-2004 tingkat kemakmuran meningkat tajam hingga 78%, dibanding hampir 80% populasi di dunia mengalami penurunan pada distribusi pendapatan hingga 15%. Hal itu berarti bahwa transfer kekayaan dari populasi mayoritas pada populasi minoritas yang sangat kaya tersebut sebesar $ 644 milyar.                                                 Di Inggris setelah  era Margareth Thatcher, yang dianggap terdapat kegagalan dimana negara semakin terfragmentasi secara sosial dan ekonomi.  Kemudian di era Tony Blair dan Gordon Brown, wacana pemikiran progresif terkait dengan janji atau harapan untuk meningkatkan kemakmuran, melalui usaha-usaha menerapkan perbaikan pada sektor public dan kaum miskin. Problema sosial harus segera dicarikan solusinya melalui perluasan pendidikan dan membuka kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Inti dari pemikiran progresif tersebut adalah bagaimana keluar dari lingkaran ilusif neo-liberal untuk menuju pencapaian kemakmuran untuk semua lapisaan. Namun, hingga saat ini belum terlihat dari pencapaian tujuan tersebut, distribusi kekayaan, perumahan, dan  fasilitas krusial lain hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil golongan. Telah terjadi mobilisasi sosial yang sangat buruk sama seperti masa pasca perang dunia.                                          Pada akhir artikelnya Blond mengemukakan bahwa ideologi ekonomi baik kanan atau kiri  tersebut nampaknya tidak mampu mengalahkan monopoli kapitalisme, baik melalui konsep welfarism maupun statism untuk melakukan transformasi kehidupan bagi rakyat miskin, begitu pula neo-liberalisme. Yang ada hanya distribusi ekonomi dari konsep pasar bebas menuju monopoli yang dinginkan pihak-pihak pemilik capital. Ditambahkan Blond mengenai suatu pemikiran radikal dan wacana yang belum dieksplor yaitu distribusi umum dan secara luas atasepemilikan, penggunaan asset, kredit dan capital. Hal tersebut dianggap akan menjadi solusi atas konflik antara pemilik capital dengan pekerja/faktor-faktor produksi melalui pasar yang tidak berlandaskan monopoli dan suatu negara yangf menggaji buruhnya dengan sangat baik.

KOMENTAR: 

          Dalam perjalanan historisnya, umat manusia telah mengalami dua ideologi ekonomi utama dalam kurun dua ratus tahun terakhir, yaitu kapitalisme dan sosialisme. Meskipun terdapat achievement gemilang dan prestasi-prestasi yang mencolok dalam bidang-bidang tertentu, namun ideology ekonomi kanan dan kiri  utama dunia ini dianggap telah gagal memecahkan problem-problem utama ekonomi umat manusia. Landasan fundamental sosialisme dengan tujuan utama sebuah pemerataan ekonomi melalui otoriterisme dan totalitarisme  peran negara dalam penentuan pemerataan keadilan. Sistem sosialis tidak memiliki kontrol efektif baik terhadap komando politik maupun terhadap produksi barang. Akibatnya, sistem yang lahir dari pemikiran Marx ini tidak lentur terhadap perubahan-perubahan yang dituntut oleh perkembangan sejarah serta tidak mampu membawa pada suatu kesejahteraan bersama dan distribusi kekayaan yang adil. Sebenarnya dalam paparannya Blond lebih menekankan berkaitan dengan  kapitalisme, dimana dikatakan olehnya bahwa kerusakan ekonomi  hampir diseluruh negara didunia.Tingginya  tingkat inflasi, ekonomi dunia kembali mengalami resesi yang mendalam, tingkat pengangguran yang parah, ditambah tingginya tingkat suku bunga riil serta fluktuasi nilai tukar yang tidak sehat.Tingkat suku bunga semakin tinggi dan diduga akan terus membumbung, memperkuat kekhawatiran akan gagalnya proses penyembuhan di atas. Krisis tersebut semakin memprihatinkan karena adanya kemiskinan ekstrim di banyak negara, berbagai bentuk ketidakadilan sosio-ekonomi, besarnya defisit neraca pembayaran, dan ketidakmampuan beberapa negara berkembang untuk membayar kembali hutang mereka.               
          Meskipun proses penanggulangan dan penyembuhan dari penyakit-penyakit itu kini sedang berlangsung, namun berbagai ketidakpastian masih saja membayang-bayangi. Tingkat suku bunga semakin tinggi dan diduga akan terus membumbung, memperkuat kekhawatiran akan gagalnya proses penyembuhan di atas. Krisis tersebut semakin memprihatinkan karena adanya kemiskinan ekstrim di banyak negara, berbagai bentuk ketidakadilan sosio-ekonomi, besarnya defisit neraca pembayaran, dan ketidakmampuan beberapa negara berkembang untuk membayar kembali hutang mereka. Kapitalisme yang mekanistik yang ternyata tidak memiliki kekuatan dalam membantu dan mengatasi resesi ekonomi yang melanda dunia.  Mekanisme pasar yang merupakan bentuk dari sistem  yang diterapkan kapitalis cenderung pada pemusatan kekayaan pada kelompok orang tertentu.                        
          Robert Heilbroner  mengemukakan bahwa  sosialisme dan kapitalisme sama-sama gagal mengantarkan meraih kesejahteraan social sekaligus moral. Sosialisme dan kapitalisme sama-sama palsu, imitasi dan sama-sama memenderitakan umat manusia sebanding sejarah umat manusia apalagi dalam periode sejarah masyarakat modern. Kedua-duanya terlalu memboroskan human cost secara tidak manusiawi demi doktrin pemerataan (sosialis) dan pertumbuhan (kapitalis). Kedua-duanya sama-sama berada dalam tepi jurang kehancuran.  Trend Neo-liberalism yang muali dikenalkan  era 80-an, dianggap dan dipercaya  mampu menjawab krisis dunia yang dimulai dari colaps-nya sistem ekonomi domestik Meksiko ketika itu, dimana IMF menerapkan pola obral murah utang baru yang ditukar dengan pengetatan ekonomi yang kita sebut dengan Structural Adjusment Programs (SPAs). Kompetisi pasar bebas (free market competition), demikian titik kulminasi yang diharapkan dari sistem ekonomi Neo-Liberalisme ini, dimana secara faktual hari ini terbukti hanya menguntungkan negara-negara maju, yang pada sisi lain justru kian memiskinkan negara berkembang. Yang menjadi menarik kemudian adalah, fakta terjadinya polarisasi ditingkatan negara-negara maju terkait pola dan sistem ekonomi dunia saat ini. Negara-negara eropa bahkan menyebut krisis hari ini sebagai kegagalan sistem ekonomi pasar bebas. Upaya untuk mendorong dan mengembalikan masa keemasan “walfare state“-pun terus dilakukan. Bahkan negara-negara Eropa mulai berteriak bahwa seluruh krisis saat ini terjadi karena kebuasan  sistem pasar bebas, dan neo-liberalisme disebut hanya sebuah topeng baru dari kapitalisme.

achsan 2011. 
baca selengkapnya >> The failure of neo-liberalism

mind were meant to sail and travel.....

mind were meant  to sail and travel.....
tulamben , bali - Indonesia

Pages